Selasa, 24 Februari 2015

CIRI KEPEMIMPINAN MENURUT AGAMA BUDHA

Kepemimpinan Dalam Buddhisme
Dalam Khuddaka Nikāya – Jātaka Pāli V. 378 yang berisikan tentang kisah-kisah kelahiran Buddha diceritakan mengenai Dasa-Rāja Dhamma, yaitu sepuluh macam Dhamma untuk seorang raja atau pemimpin. Kesepuluh hal tersebut dapat dijadikan kriteria atau tolak ukur bagi seorang pemimpin, baik itu untuk menjadi pemimpin maupun untuk memilih pemimpin. Kesepuluh hal tersebut adalah:
1.       Däna (Kemurahan Hati)
Sebagai pemimpin harus memiliki sifat murah hati, mau memberi, dan menolong. Tidak pilih-pilih terhadap siapa yang akan ditolongnya.
2.       Sīla (Memiliki Moral Atau Melaksanakan Sīla)
Memiliki moral yang baik, sehingga dapat menjadikan dirinya sebagai teladanatau panutan. Dapat dilakukan dengan menjalankan sīla (mengindari pembunuhan, pencurian, asusila, berkata tidak benar, dan minum minuman keras).
3.       Pariccāga (Rela Berkorban)
Sorang pemimpin harus mau mengorbankan kesenangan pribadi untuk kepentingan orang banyak, arinya tidak mementingkan diri sendiri, dan mengkedepankan ego. Mau berkorban disini adalah mau berkorban materi, tenaga, pikiran, dan terutama waktu.
4.       Ājjava (Ketulusan Hati)
Ketulusan hati disini berari seorang pemimpin harus memiliki kejujuran berusaha menghindari ucapan tidak benar, bohong, atau menipu (musāvādā), dalam hal ini termaksud korupsi dan pencitraan diri agar dipandang baik.
5.       Maddava (Ramah Tamah)
Seorang pemimpin harus mampu bersikap ramah, ramah tamah dalam arti ia mau diajak untuk berunding dan bertukar pikiran, terlebih lagi ia mau menerima pendapat orang lain.
6.       Tapa (Kesederhanaan)
Memiliki kesederhanaan baik dalam ucapan atau perbuatan jasmani (tingkah laku). Seorang pemimpin yang memiliki kesederhanaan tersebut akan mendapatkan tanggapan baik dari masyarakat.
7.       Akkodha (Tidak Pemarah)
Bebas dari kebencian dan tidak menyimpan dendam, hendaknya seorang pemimpin membangun sifat demikian sehingga ia akan menciptakan kedamaian, baik bagi dirinya dan lingkungannya.
8.       Avihiṁsā (Tidak Melakukan Kekerasan)
Seorang pemimpin harus memimpin dengan tanpa kekerasan, baik itu melalui jasmani atau ucapan, dan berusaha tidak menghancurkan anggotanya.
9.       Khanti (Kesabaran)
Seorang pemimpin dalam kepemimpinannya harus diiringi dengan sikap sabar dan telaten dalam memimpin dan dalam setiap permasalahan yang ada dalam kepemimpinannya.
10.   Avirodhana (Tidak Bertentangan Dengan Kebenaran)
Artinya seorang pemimpin harus mampu melaksanakan aturan-aturan yang ada pada tempat ia memimpin, yang dimana aturan-aturan tersebut menjadi dasar kebenaran dalam ruang lingkup kepemimpinannya.
Itulah kesepuluh hal yang dapat dijakdikan sebagai kriteria atau tolak ukur seorang pemimpin dalam Agama Buddha. Kesepuluh hal tersebut juga salaing berkaitan satu dengan yang lainnya, artinya ketika seorang pemimpin memiliki sifat murah hati, ia tentu akan memiliki moral yang baik, moral yang baik  tentu mendorong ia untuk rela berkorban, rela berkorban yang ia miliki karena moral yang baik akan tentu didasari oleh ketulusan, dari ketulusan yang ia miliki disetiap pekerjaannya tentu mebangun keramahan sikap, orang yang ramah tentu kesederhanaan yang dibangunnya, orang yang memiliki moral, tulus, murah hati tentu akan menghindari sifat marah dan kekerasan dalam kehidupannya, sabar jelas ada didalamnya dan apapun yang dilakukan pasti sesuai dengan dasar kebenaran yang ada.
Kesepuluh hal tersebut jika terdapat dalam diri seorang pemimpin, tentu akan membawa kepemimpinannya menuju kesuksesan dan keberhasilan dari pencapaian tujuan-tujuannya. Pemimpin yang baik tentu bukan pemimpin yang berusaha membuang tujuan-tujuan awalnya, tetapi tentu ia berusaha dengan keras untuk mencapai tujuannya terlebih lagi tujuan tersebut adalah tujuan yang membawa keuntungan bagi orang banyak, membawa kesejahteraan dan kemajuan. Dengan demikian untuk memilih seorang pemimpin kesepuluh hal tersebut dapat dijadikan sebagai kriteria dalam memilih calon pemimpin. Jadi untuk apa kita takut dalam memilih pemimpin, jika kita sudah tahu bagaimana ciri-ciri pemimpin yang baik sesuai dengan ajaran Agama Buddha. Dan tentunya bagi calon pemimpin, untuk terpilih dan dapat sukses dalam kepemiminannya peganglah dengan tekad kuat dan dengan semangat (Viriya) kesepuluh hal tersebut, maka apa yang menjadi tujuan dasar dan cita-cita yang diharapkan akan terlaksana dan didapat dengan baik, tentu setelah didapat haruslah dirawat sesuai dengan Dhamma, sesuai dengan kesepuluh hal itu juga.

MENJADI PEMIMPIN YANG LUAR BIASA

MENJADI PEMIMPIN YANG LUAR BIASA
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Kepemimpinan secara umum adalah kemampuan untuk memberi pengaruh pada orang lain, sehingga mereka melakukan apa yang menjadi keinginan sang pemimpin. Singkatnya kepemimpinan adalah pengaruh.
Chris Widener dalam bukunya berjudul : “character Traits of Extraordinary Leaders” menurai ciri-ciri pemimpin yang luar biasa. Apakah saat ini anda jadi seorang pemimpin, calon pemimpin atau sebagai bawahan? Apapun kedudukan kita saat ini kita pasti ingin tahu bagimana menjadi seorang pemimpin yang berkarakter.
1.     INTEGRITAS
Adalah melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikatakan dan dilakukan. Integritas membuat seorang pemimpin dipercaya. Integritas membuat orang orang lain mengandalkan anda sebagai pemimpin. Integritas adalah penepatan janji-janji. Satu hal yang membuat sebagian besar orang enggan mengikui anda adalah : bila mereka tak sepenuhnya merasa yakin bahwa anda akan membawa mereka menuju ke tujuan yang dijanjikan. Apakah anda dikenal sebagai seorang yang memiliki integitas? Bila ya, maka anda layak menjadi pemimpin yang luar biasa.
2.     OPTIMISME
Tidak akan orang yang mau mengikuti anda, bila anda memandang suram masa depan. Mereka hanya mau mengikuti seseorang yang bisa melihat masa depan dan memberitahukan pada mereka bahwa di depan sana terbentang tempat yang lebih baik dan mereka dapat mencapai tempat itu. Apakah anda melihat gelas itu separuh kosong? Bila ya, anda seorang pesimis. Apakah anda melihat gelas itu separuh berisi? Bila ya, anda seorang optimis. Apakah anda melihatnya sebagai segelas penuh; yaitu separuh berisi air dan separuh lagi berisi udara? Maka anda adalah seorang yang super optimis. Apakah anda dikenal sebagai seorang yang optimis? Bila ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.
3.     MENYUKAI PERUBAHAN
Pemimpin adalah mereka yang meilhat adanya kebutuhan akan perubahan, bahkan mereka bersedia untuk memicu perubahan itu. Sedangkan pengikut lebih suka untuk tinggal di tempat mereka sendiri. Pemimpin melihat adanya kebaikan di balik perubahan dan mengkomunikasikannya pada para pengikutnya. Jika anda tidak berubah, anda tidak akan tumbuh. Apakah anda dikenal sebagai seorang yang meicu perubahan? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.

4.     BERANI MENGHADAPI RISIKO
Kapanpun kita mencoba sesuatu yang baru, kita pasti mengambil risiko. Keberanian untuk mengambil risiko adalah bagian dari pertumbuhanyang teramat penting. Kebanyakan orang akan menghindari risiko. Karena itu, mereka bukan pemimpin. Para pemimpin menghitung risiko dan keuntungan yang ada dibalik risiko. Mareka mengkomunikasikannya pada pengikut mereka dan melangkah pada hari esok yang lebih baik. Apakah anda dikenal sebagai seorang yang berani mengambil risiko? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.
5.     U L E T
Kecenderungan dari pengikut adalah mereka mengikut saat sesuatunya menjadi sulit. Ketika mereka mencoba untuk yang kedua atau ketiga kalinya dan gagal, mereka lalu mencanangkan motto, “Jika anda gagal di langkah pertama, sudahlah menyerahlah dan lakukan sesuatu yang lain.” Jelas saja mereka melakukan itu, karena mereka bukan pemimpin. Para pemimpin itu tahu apa yang ada di balik tembok batu, dan selalu akan berusaha menggapainya. Lalu mereka mengajak orang lain untuk terus berusaha. Apakah anda dikenal sebagai seorang yang ulet? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.
6.     KATALISTIS
Seorang pemimpin adalah seorang yang secara luar biasa mampu menggerakkan orang lain untuk melangkah. Mereka bisa mengajak orang lain keluar dari zona kenyamanan dan bergerak menuju tujuan mereka. Mereka mampu membangkitkan gairah, antusiasme, dan tindakan dari para pengikut. Apakah anda dikenal sebagai seorang yang mampu menggerakkan orang lain? Jika ya, anda layak menjadi pemimpin yang luar biasa.
7.     KOMIT DAN BERDEDIKASI
Para pengikut menginginkan seseorang yang lebih mencurahkan perhatian dan komit ketimbang diri mereka sendiri. Pengikut akan mengikuti pemimpin yang senantiasa bekerja dan berdedikasi, karena mereka melihat betapa pentingnya pencapaian tugas-tugas dan tujuan. Apakah anda dikenal sebagai seseorang yang komit dan senantiasa mencurahkan perhatian anda pada tujuan? Jika ya, anda layak menjadi pemimpin yang luar biasa.
Gaya kepemimpinan itu akan menentukan aktivitas para pengikutnya dan apabila gaya kepemimpinan tersebut berhasil diterapkan dengan baik maka merupakan motivator bagi orang lain untuk dapat bekerja lebih baik sehingga dapat menimbulkan semangat dan kegairahan kerja dimana akhirnya produktivitas kerja diharapkan meningkat.
Jadi, seorang pemimpin dalam memotivasi dan mengarahkan karyawan hendaknya memiliki ciri khas atau gaya kepemimpinan tertentu, karena gaya kepemimpinan mencerminkan tindakan seorang pemimpin dalam memotivasi, mengarahkan dan mempengaruhi par apengikutnya. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat sehingga secara langsung dapat menumbuhkan motivasi kerja dalam meningkatkan produktivitas.


  
 







MENURUT AJARAN HINDU SOSOK PEMIMPIN HARUS MEMPUNYAI 8 SIFAT

Asta Brata (Delapan Kepemimpinan dalam Agama Hindu)




Asta Brata adalah Contoh Kepemimpinan Hindu yang terdapat dalam Itihasa Ramayana. Asta Brata ini merupakan, Delapan Tipe kepemimpinan yang merupakan Delapan Sifat Kemahakuasaan Tuhan. Ajaran ini diberikan Sri Rama kepada Wibhisana sebagai Raja Alengka Pura menggantikan kakaknya Rahwana. Bagian- bagian ajaran Asta Brata sebagai berikut:

1.      Indra Brata = Artinya pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Dewa Indra sebagai dewa                                                       pemberi hujan, member kesejahtraan kepada rakyat.

2.      Yama Brata = Artinya pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Dewa Yama yaitu menciptakan hukum, menegakkan hukum dan memberikan hukuman secara adil kepada setiap orang yang bersalah.

3.      Surya Brata = Hendaknya pemimpin memberikan penerangan secara adil dan merata kepada seluruh rakyat yang dipimpinnya serta selalu berbuat berhati-hati seperti matahari sangat berhati-hati dalam menyerap air.

4.      Candra Brata = Pemimpin hendaknya selalu dapat memperlihatkan wajah yang tenang dan berseri-seri sehingga masyarakat yang dipimpinnya merasa yakin akan kebesaran jiwa dari pemimpinnya.

5.      Bayu Brata = Pemimpin hendaknya selalu dapat mengetahui dan menyelidiki keadaan serta kehendak yang sebenarnya terutama keadaan masyarakat yang hidupnya paling menderita

6.      Kuwera Brata = Pemimpin hendaknya harus bijaksana mempergunakan dana atau uang serta selalu ada hasrat untuk mensejahtrakan masyarakat dan tidak menjadi pemboros yang akirnya dapat merugikan Negara dan Masyarakat.

7.      Baruna Brata =Pemimpin hendaknya dapat memberantas segala bentuk penyakit yang berkembang di masyarakat , seperti pengangguran, kenakalan remaja, pencurian dan pengacau keamanan Negara.

8.      Agni Brata = Pemimpin harus memiliki sifat-sifat selalu dapat memotivasi tumbuhnya sifat ksatria dan semangat yang berkobar dalam menundukkan musuh-musuhnya.                                                                  

Senin, 23 Februari 2015

FENOMENA PEMIMPIN YANG BENAR MENURUT AJARAN ISLAM

SUATU KEPEMIMPINAN MESTINYA HARUS MEMPUNYAI SYARAT-SYARAT YANG PANTAS SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN...INI SALAH SATU 10 KRITERIA PEMIMPIN MENURUT AJARAN ISLAM.....

10 Kriteria Pemimpin Menurut Islam ::
Setiap manusia yang terlahir dibumi dari yang pertama hingga yang terakhir adalah seorang pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi dirinya sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin pasti berimbas kepada apa yang dipimpin olehnya. Karena itu menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut,karena kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu. Dalam Islam sudah ada aturan-aturan yang berkaitan tentang pemimpin yang baik diantaranya :
1. Beriman dan Beramal Shaleh
Ini sudah pasti tentunya. Kita harus memilih pemimpin orang yang beriman, bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan rasulnya. Karena ini merupakan jalan kebenaran yang membawa kepada kehidupan yang damai, tentram, dan bahagia dunia maupun akherat. Disamping itu juga harus yang mengamalkan keimanannya itu yaitu dalam bentuk amal soleh.
2. Niat yang Lurus
“Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut”
Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin hanya karena mencari keridhoan ALLAH saja dan sesungguhnya kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan.
3. Laki-Laki
Dalam Al-qur'an surat An nisaa' (4) :34 telah diterangkan bahwa laki laki adalah pemimpin dari kaum wanita.
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri (maksudnya tidak berlaku serong ataupun curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya) ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara “
“Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan (kepemimpinan) mereka kepada seorang wanita.”(Hadits Riwayat Al-Bukhari dari Hadits Abdur Rahman bin Abi Bakrah dari ayahnya).
4. Tidak Meminta Jabatan
Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu’anhu,
”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
5. Berpegang pada Hukum Allah
Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin.
Allah berfirman,
”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49).
6. Memutuskan Perkara Dengan Adil
Rasulullah bersabda,
”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezhalimannya.” (Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir).
7. Menasehati rakyat
Rasulullah bersabda,
”Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum Muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk surga bersama mereka (rakyatnya).”
8. Tidak Menerima Hadiah
Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati.Oleh karena itu, hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya. Rasulullah bersabda,
” Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.” (Riwayat Thabrani).
9. Tegas
ini merupakan sikap seorang pemimpin yang selalu di idam-idamkan oleh rakyatnya. Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan Allah, SWT dan rasulnya.
10. Lemah Lembut
Doa Rasullullah :
"Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus satu perkara umatku lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya"
Selain poin- poin yang ada di atas seorang pemimpin dapat dikatakan baik bila ia memiliki STAF. STAF disini bukanlah staf dari pemimpin, melainkan sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tersebut. STAF yang dimaksud di sini adalah Sidiq(jujur), Tablig(menyampaikan), amanah(dapat dipercaya), fatonah(cerdas)
Sidiq itu berarti jujur.
Bila seorang pemimpin itu jujur maka tidak adalagi KPK karena tidak adalagi korupsi yang terjadi dan jujur itu membawa ketenangan, kitapun diperintahkan jujur walaupun itu menyakitkan.Tablig adalah menyampaikan, menyampaikan disini dapat berupa informasi juga yang lain. Selain menyampaikan seorang pemimpin juga tidak boleh menutup diri saat diperlukan rakyatnya karena Rasulullah bersabda,
”Tidaklah seorang pemimpin atau pemerintah yang menutup pintunya terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinan kecuali Allah akan menutup pintu-pintu langit terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinannya.” (Riwayat Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).
Amanah berarti dapat dipercaya. Rasulullah bersabda,
” Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam masyarakat, ia akan merusak mereka.” (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-hakim).
Karena itu seorang pemimpin harus ahli sehingga dapat dipercaya.Fatonah ialah cerdas. Seorang pemimpin tidak hanya perlu jujur, dapat dipercaya, dan dapat menyampaikan tetapi juga cerdas. Karena jika seorang pemimpin tidak cerdas maka ia tidak dapat menyelesaikan masalah rakyatnya dan ia tidak dapat memajukan apa yang dipimpinnya.
Setelah kita mengetahui sebagian ciri- ciri pemimpin menurut islam. Marilah kita memilih dan membuat diri kita mendekati bahkan jika bisa menjadi seperti ciri- ciri pemimpin diatas